Loading

Hakikat da Tujuan Pendidikan

A.    Kedudukan Tujuan Pendidikan

Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Demikian pentingnya tujuan tersebut, sehingga banyak dijumpai kajian yang sungguh-sungguh di kalangan para ahli mengenai tujuan tersebut. Berbagai buku yang mengkaji masalah pendidikan Islam senantiasa berusaha merumuskan tujuan baik secara umum maupun secara khusus.
Dalam pada  itu Marimba (1962: 45-46) menyebutkan ada empat fungsi tujuan pendidikan antara lain:

1.    Tujuan berfungsi untuk mengakhiri usaha. Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa. Selain itu usaha mengalami permulaan dan mengalami pula akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena suatu kegagalan sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha itu belum dapat dikatakan berakhir. Pada umumnya suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah dicapai.
2.    Tujuan berfungsi mengarahkan usaha. Tanpa adanya antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi dan kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efesien.
3.    Tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, yaitu tujuan-tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari satu segi tujuan itu membatasi ruang gerak usaha, namun dari segi lain tujuan tersebut dapat mempengaruhi dinamika usaha tersebut.
4.    Tujuan berfungsi memberi nilai (sifat) pada usaha itu. Ada usaha-usaha  yang tujuannya lebih luhur, lebih mulia, lebih luas daripada usaha-usaha lain. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rumusan setiap tujuan selalu disertai dengan nilai-nilai yang hendak diusahakan perwujudannya. Nilai-nilai ini tentu saja bermacam-macam sesuai dengan pandangan yang merumuskannya. Jika yang merumuskan tujuan tersebut orang muslim yang taat dan luas wawasan keislamannya, tentu saja akan dimasukkan nilai-nilai yang sejalan  dengan ajaran Islam yang dianutnya. Dengan demikian suatu rumusan tujuan pendidikan, harus memiliki muatan subyektifitas dari yang merumuskannya, walaupun subyektifitas ini tidak selamanya berkonotasi negatif.
Dalam hubungannya dengan  fungsi keempat tujuan pendidikan tersebut di atas, yakni sebagai pemberi nilai terhadap suatu kegiatan, Langgulung  (1980: 178) memandang bahwa tujuan pendidikan Islam harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama yaitu; fungsi spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman; fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna; dan fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat, dimana masing-masing menyadari hak-hak dan tanggung jawabnya untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang. Uraian ini pada intinya menegaskan bahwa suatu rumusan tujuan pendidikan Islam, tidaklah bebas dibuat sekehendak yang menyusunnya, melainkan berpijak pada nilai-nilai yang digali dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan cara demikian maka tujuan tersebut dapat memberi nilai terhadap kegiatan pendidikan.
Hubungan antara tujuan dan nilai-nilai amat berkaitan erat, karena tujuan pendidikan merupakan masalah nilai itu sendiri. Pendidikan mengandung pilihan bagi arah perkembangan murid-murid ke mana akan diarahkan, dan pengarahan itu sudah tentu berkaitan erat dengan nilai-nilai. Pilihan terhadap suatu tujuan mengandung unsur mengutamakan terhadap beberapa nilai atas yang lainnya. Nila-nilai yang dipilih sebagai pengarah dalam merumuskan tujuan pendidikan tersebut pada akhirnya akan menentukan corak masyarakat yang akan dibina malalui pendidikan itu (Al syaibani 1979: 403). Dari berbagai uraian di atas, nampak bahwa tujuan pendidikan sangat penting untuk dirumuskan, sebelum kegiatan pendidikan dilaksanakan.

B.    Tujuan Pendidikan Islam

Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu perlu diketahui berbagai pendapat para ahli, sehingga bisa diperoleh rumusan yang sebenarnya tentang tujuan Pendidikan Islam.
Imam Ghazali (dalam Sulaiman, 1986: 25-26), mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia paripurna, baik di dunia maupun di akhirat. Manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah (keutamaan) melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah itu akan membawanya untuk dekat kepada Allah dan selanjutnya membahagiakan hidupnya di dunia dan akhirat.
Ahmad D. Marimba (1980 45-46), mengemukakan dua macam tujuan pendidikan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir;
1.    Tujuan Sementara; adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini, adalah tercapainya berbagai kemampuan seperti: kecakapan jasmani, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani rohani dan sebagainya.
2.    Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terwujudnya kepribadian muslim, yang seluruh aspeknya mencerminkan ajaran Islam. Adapun aspek-aspek kepribadian itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu;
a.    Aspek jasmaniah, meliputi tingkah laku yang mudah nampak dari luar, misalnya: cara-cara berbicara, bertingkah laku dan sebagainya.
b.    Aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dari luar, misalnya: cara berfikir, minat, cara pandang terhadap sesuatu dan sebagainya.
c.    Aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai yang telah meresap di dalam kepribadian yang mengarahkan dan memberi corak seluruh kepribadian individu. Bagi orang yang beragamaa, aspek ini bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat.
M. Athiyah al Abrasyi (1974: 15), memandang bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam.  Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan umum pendidikan. Dengan demikian gambaran manusia yang ideal yang harus dicapai melalui kegiatan pendidikan adalah manusia yang sempurna akhlaknya. Hal ini sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana hadits beliau:

ﺍﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖﻷﺗﻤﻢ ﻣﻜﺎﺭﻡ ﺍﻷﺧﻼﻕ٠٭﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ﴾٭

Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnkan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Tujuan umum di atas kemudian dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus untuk:
1.    Pembinaan akhlak.
2.    Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
3.    Penguasaan ilmu.
4.    Ketrampilan bekerja dalam masyarakat.
Abdul Fatah Jalal (1988: 119-122), mengelompokkan tujuan pendidikan Islam ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT. dengan meneladani Rasulullah SAW. menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, gemar mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah.
Allah berfirman:

ﻴﺎﺍﻴﻬﺎﺍﻠﻣﺩ ﺜﺭ٠ﻗﻡ ﻔﺄﻧﺫ ﺭ٠ﻮﺭﺒﻙ ﻔﻛﺑﺭ٠ ٭﴿ﺍﻟﻤﺪ ﺛﺮ׃١ـ٣﴾٭     

Artinya:
“Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabbmu agungkanlah. (QS. Al Muddatsir 1-3).

ﺍﻗﺮﺃ ﺒﺎﺴﻢ ﺮﺒﻚ ﺍﻠﺬﻱ ﺧﻠﻖ ٠ ﺧﻠﻖ ﺍﻹﻧﺴﺎﻦ ﻤﻦ ﻋﻠﻖ٠ ﺍﻗﺮﺃ ﻮﺮﺒﻚ ﺍﻷ ﻜﺮﻢ٠ﺍﻠﺬﻱ ﻋﻠﻢ ﺒﺎﻠﻗﻠﻢ٠ﻋﻠﻢ ﺍﻹ ﻧﺴﺎﻦ ﻣﺎ ﻠﻢ ﻳﻌﻠﻢ۰ ٭﴿ﺍﻟﻌﻠﻖ׃١ـ٥﴾٭               
Artinya:
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, yang menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu yang amat Pemurah, Yang mengajarkan manusia dengan pena. Yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

ﻮﻣﺎﺧﻠﻗﺖ ﺍﻠﺠﻦ ﻮﺍﻹﻧﺲ ﺍﻻ ﻠﻴﻌﺒﺪﻮﻦ٠ ﻣﺎ ﺃ ﺮﻴﺩ ﻣﻧﻬﻢ ﻣﻦ ﺮﺰﻕ ﻮﻣﺎﺃﺮﻴﺩ ﺃﻦ ﻴﻃﻌﻣﻮﻦ٠ﺇﻦ ﺍﷲ ﻫﻭﺍﻠﺭﺰﺍﻕ ﺬ ﻭﺍﻠﻗﻭﺓ
ﺍﻠﻣﺘﻴﻦ٠٭﴿ﺍﻟﺬ ﺭﻳﺎﺕ ׃٥٦ ـ  ٥٨ ﴾٭
Artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sesdikit pun dari mereka, dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuasaan lagi sangat kokoh. (QS. Al Dzariyat: 56-58).

ﻮﻠﻗﺩ ﺒﻌﺛﻧﺎﻔﻰ ﻜﻞ ﺃﻤﺔ ﺮﺴﻭﻻ  ﺃﻥ ﺍﻋﺑﺩ ﻭﺍﺍﷲ ﻭﺍﺠﺘﻨﺑﻭ ﺍ ﺍﻠﻃﺎﻏﻭﺕ ﻔﻤﻧﻬﻢ ﻤﻦ ﻫﺪﻯ ﺍﷲ ﻮﻣﻧﻬﻢ ﻤﻦ ﺤﻗﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻠﻀﻠﻠﺔﻗﻠﻰ  ﻔﺴﻴﺮﻮﺍ ﻔﻰﺍﻻﺮﺾ ﻔﺎﻧﻇﺮﻮﺍ ﻜﻴﻒ ﻜﺎﻥ ﻋﺎﻗﺒﺔ ﺍﻠﻤﻜﺬ ﺒﻴﻥ  ٠٭﴿ﺍﻟﻨﺤﻞ׃ ٣٦﴾٭

Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Mengabdilah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di mukua bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul-Nya.”  (QS. Al Nahl: 36).
Demikianlah Allah SWT. Telah menciptakan seluruh manusia untuk beribadah kepadanya. Kemudian mengutus seluruh Rasul kepada mereka untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah SWT.
Ringkasnya tujuan umum pendidikan adalah membina peserta didik agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah. Ibadah di sini tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa di bulan Ramadan, mengeluarkan Zakat dan beribadah haji, tetapi mencakup segala amal, pikiran atau perasaan manusia yang kesemuanya dihadapkan kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan bahkan bagian apapun dari perilakunya dalam mengabdikan diri kepada Allah. Sedangkan tujuan kusus sebenarnya merupakan rincian dari tujuan umum sebgaiman telah disebutkan di atas.
Arifin (1991: 38-39) membedakan tujuan pendidikan dengan tujuan teoritik dan tujuan dalam proses;
1. Tujuan teoritik terdiri atas berbagai tingkat antara lain:
a.   Tujuan intermedier, tujuan akhir, tujuan insidental;
1)    Tujuan intermedier  yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu.
2)    Tujuan insidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tujuan intermedier.
3)    Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakekatnya terealisasi dari cita-cita ajaran Islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat.
     b.   Di lihat dari segi pendekatan sistem instruksional dapat dibedakan menjadi:
1)    Tujuan instruksional khusus, diarahkan kepada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
2)    Tujuan instruksional umum, diarahkan kepada penguasaan atau pengamalan suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan.
3)    Tujuan kurikuler, yaitu ditetapkan  untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran (GBPP) ditiap institusi pendidikan.
4)    Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai menurut program, pendidikan ditiap sekolah atau lembaga  pendidikan tertentu.
5)    Tujuan Nasional atau tujuan umum, adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik formal maupun non formal.  
 2.  Tujuan dalam proses mencakup dua macam, yaitu:
a.    Tujuan keagamaan (al gardu al dieny), yaitu tujuan yang terisi penuh nilai rohaniah Islam dan berorientasi kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan ini difokuskan pada kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan ini difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju ma’rifat kepada Allah. Ayat Al-Qur’an berikut ini dijadikan tumpuan cita-cita hidup.

ﻫﻮﺍﻟﺬﻱ ﺧﻌﻞ ﻟﻜﻢ ﺍﻷﺭﺽ ﺫ ﻟﻮﻻﻓﺎﻣﺸﻮﺍ ﻓﻰ ﻣﻨﺎﻛﺒﻬﺎ ﻭﻛﻠﻮﺍﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻭ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻨﺸﻮﺭ٠٭﴿ﺍﻟﻤﻠﻚ׃ ١٥﴾٭
Artinya:
“Dia yang menjadikan bumi bagimu dengan mudah kamu jalani, sebab itu berjalanlah kamu pada beberapa penjurunya dan makanlah rejeki  Allah kepada-Nya tempat kembali.” (QS. Al Mulk: 15).
b.    Tujuan keduniaan (al gardu al dunyawi), yaitu tujuan yang lebih mengutamanak upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan ini diarahkan kepada upaya memajukan manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen dengan berlandaskan iman dan taqwa. Dengan demikian Islam tidak mengabaikan kehidupan dunia sebagai salah satu tujuan pendidikannya, sebagaimana firman Allah  sebagai berikut:

ﻔﺈﻧ ﺍ ﻗﻀﻴﺖ ﺍﻠﺼﻠﻭﺓ ﻔﺎﻧﺗﺜ ﺮﻭﺍﻔﻰﺍﻷﺮﺾ ﻭﺍﺒﺘﻐﻭﺍ ﻤﻦ ﻔﺿﻞ ﺍﷲ ﻭﺍﺬ ﻜﺮﻭﺍ ﺍﷲ  ﻜﺜـﻴﺮﺍ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﻔﻠﺤﻮﻥ٠
                                                                                                             ٭﴿ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ׃  ١٠﴾٭
Artinya:
“Maka apabila telah selesai mengerjakan shalat hendaklah kamu bertebaran di muka bumi ini dan carilah karunia Allah dan ingatlah akan Allah sebanyak-banyaknya, mudah-mudahan kamu memperoleh   kemenangan .”  (QS. Al Jum’ah: 10). 
Hasil keputusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor (dalam, Ihsan & Ihsan, 2001: 86) tujuan pendidikan Islam secara umum adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berkepribadian dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.        
Jika ditinjau dari segi pembidangan tugas dan fungsi manusia secara filosofis, maka tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam,

1.    Tujuan Individual; yaitu suatu tujuan yang menyangkut individu, malalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2.    Tujuan Sosial, adalah suatu tujuan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laku masyarakat umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman, dan kemajuan hidupnya.
3.    Tujuan profesional, adalah suatu tujuan yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni, dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.  
Dalam proses kependidikan, ketiga tujuan di atas dicapai secara integral, tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat mewujudkan tipe manusia paripurna seperti yang dikehendaki oleh agama.
Bila ditinjau dari segi pelaksanaannya maka tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Tujuan operasional, adalah suatu tujuan yang yang dicapai menurut program yang telah ditentukan/ditetapkan dalam kurikulum.
2.    Tujuan fungsional, yaitu tujuan yang tercapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis.
Dalam prakteknya adakalanya tujuan operasional sudah tercapai tetapi secara fungsional belum tercapai dikarenakan beberapa sebab. Misalnya produk kependidikan belum siap dipakai dilapangan karena masih memerlukan ketrampilan tentang bidang keahlian yang akan diterjuni. Dan sebaliknya tujuan fungsional bisa jadi telah tercapai walaupun secara operasional belum. Misalnya produk kependidikan telah mencapai keahlian teoritis ilmiah dan juga kemampuan/ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya, tetapi secara administratif belum selesai. Oleh karena itu produk kepandidikan yang paripurna adalah bilamana dapat menghasilkan anak didik yang memiliki kemampuan teoritis dan sekaligus memiliki kemampuan praktis atau teknis operasional. Anak didik telah siap pakai dalam bidang keahlian yang dituntut oelh dunia kerja. 
Dari berbagai pendapat para ahli pendidikan di atas, dapat disusun struktur perumusan tujuan pendidikan Islam yaitu:
1.    Tujuan umum, ialah tujuan yang ingin dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cra lain. Tujuan ini  mencakup seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, penampilan, tingkah laku, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda untuk setiap tingkat umur kecerdesan, situasi dalam kerangka yang sama. Bentuk isan kamil dengan  pola taqwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik walau pun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
2.    Tujuan akhir pendidikan adalah tujuan yang dicapai setelah berakhirnya kehidupan. Hal ini seiring dengan prinsip pendidikan seumur hidup dalam Islam. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah insan kamil yang mati dan menghadap Tuhannya dalam keadaan muslim. Tujuan akhir pendidikan Islam dapat difahami dalam ayat berikut ini:
   ﻴﺎﺍﻴﻬﺎ ﺍﻠﺬ ﻴﻦ ﺍﻤﻧﻮﺍ ﺍﺗﻗﻮﺍﺍﷲ ﺤﻖ ﺗﻗﺗﻪ ﻮﻻﺗﻤﻮﺗﻦ ﺍﻻﻮﺍﻧﺗﻢ ﻤﺴﻠﻤﻮﻦ۰ ٭﴿ﺍﻞﻋﻤﺮﺍﻦ׃ ١۰۲﴾٭
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali Imran: 102).
3.    Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.  Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional umum dan khusus (TIU dan TIK), dapat dianggap tujuan sementara dalam sifat yang agak berbeda.
4.    Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah pendidikan tertentu. Dalam pendidikan formal tujuan operasional ini disebut juga dengan tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi TIU dan TIK. Tujuan intruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran.  
StumbleDeliciousTechnoratiTwitterFacebookReddit

0 komentar:

Special Keywords



alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah swt,,yang memberi segala nikmat kepada kita....
Seiring dengan perjalanan itu kami terus berusaha memaksimalkan mungkin mengadakan penyempurnaan, baik bahasa maupun isinya. Dengan adanya penyempurnaan itu, sekalipun belum sempurna, mudah-mudahan dapat mempermudah para pembaca ketika sudah membuka blog ini. Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun yang mendengarkan. Amin .

Categories

My Blog List ( DO FOLLOW )